Puluhan Pedagang yang
berjualan di pelataran parkir pasar gelugur menolak pindah ke lantai II.
Bahkan, pedagang lebih memilih tidak berjualan dari pada pindah ke lantai II
Pasar Gelugur Rantauprapat. asalnya, para pedagang mengaku takut dagangan
mereka tidak laku jika berjualan di lantai II Pasar Gelugur.
Salah seorang pedagang
yang digusur Br Sirait (46) saat ditemui mengaku memilih tidak berjualan dari
pada pindah kelantai II Pasar Gelugur Rantauprapat. “ saya lebih memilih
tidak jualan jika harus disuruh pindah ke lantai II. Sebab, jika berjualan
dilantai II dagangan tidak laku. Selain itu, pedagang dikenakan biaya kebersihan sebesar sebesar Rp
21 ribu perbulan dan biaya sewa kios sebesar Rp 108 ribu perbulan. Mau dari
mana biaya sewa itu bisa dibayar, jika dagangan tidak laku?, makanya kami
menolak pindah ke lantai II,” ungkapnya.
Dijelaskan Br Sirait,
selain harga retribusi yang begitu besar pedagang menolak pindah kelantai II
dikarenakan management pedagang pasar gelugur semberaut.
“ selain harga
retribusi yang mahal, salah satu factor pedagang menolak pindah kelantai dua
adalah menegement kepala dinas pasar yang semberaut. Soalnya, masih banyak
pedagang sayur berjualan dilantai I. sehingga pedagang yang dilantai II menjadi
tidak laku. Berdasarkan fakta dilapangan, pengunjung lebih memilih berbelanja
dilantai I dari pada dilantai II. Untuk itu kami minta kepala dinas pasar
diganti saja. Dengan catatan, kepala dinas pasar yang baru harus bisa
memindahkan pedagang sayur yang berada dilantai satu pindah kelantai dua. Karena
itu adalah salah satu factor yang utama makanya pedagang menolak pindah
kelantai II,” terang Br Sirait.
Sementara, salah
seorang pedagang yang berjualan dilantai I Pasar gelugur Br Manalu (45) saat
ditemui membenarkan bahwa pedagang yang berjualan di lantai II tidak diminati
pengunjung.
“ kalau jualan dilantai
II dagangan tidak akan laku. Soalnya masih banyak pedagang sayur yang berjualan
dilantai I. pengunjung lebih memilih belanja dilantai I dari pada dilantai II. Jadi,
wajar lah pedagang yang digusur itu tidak mau. Kalau kami pada prinsipnya mau
pindah kelantai II jika Kepala dinasnya mampu berkomunikasi dengan baik dengan
para pedagang. Namun, kepala dinas sekarang itu orangnya tidak mampu
berkomunikasi dengan baik sama pedagang. Makanya pedagang itu melawan,” ungkap
Br Sirait.
Pantauan ILC, hingga
hari ketiga pihak dinas pasar tetap melakukan pengawasan serta melakukan
penggusuran kepada pedagang yang berjualan di pelataran parkir pasar gelugur. Serta
menyuruh para pedagang yang digusur agar berjualan ke lantai II pasar gelugur. Namun
hingga hari ketiga, puluhan kios dilantai II masih tampak sepi dan ditutup. (ILC-86)
