RANTAUPRAPAT, Selasa (7/1): Pemberian Ang Pao kepada kerabat, adik
atau orang kurang mampu diyakini akan membawa rezeki berlipat pada tahun-tahun
mendatang. Jadi tidak mengherankan perayaan Imlek kali ini juga dimeriahkan
dengan pemberian Ang Pao, atraksi Barongsai dan penyulutan Kembang Api yang dilaksanakan
di Vihara Budha Jayanti Rantauprapat,
Secara harfiah, ang pao berarti amplop yang berwarna merah. Ang
pao telah menjadi salah satu simbol Tahun Baru Imlek. Pada hari raya ini, ada
tradisi bahwa seseorang yang telah menikah memberikan ang pao yang berisi uang
kepada orang yang lebih muda dan belum menikah. Soal jumlah, hal ini tergantung
pada kemampuan dan kerelaan dari sang pemberi.
Bagi Etnis Tionghoa Ang Pao memiliki makna filosofi transfer
kesejahteraan atau energi. Transfer kesejahteraan dari orang mampu ke tidak
mampu, dari orang tua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke
orangtua.
Perayaan Tahun Baru Imlek yang dipusatkan di Vihara Budha Jayanti,
Jalan Gatot Subroto Rantauprapat itu dihadiri oleh bupati Labuhanbatu dr H
Tigor Panusunan SpPD, Dan Dim 0209 Letkol Inf Abdi Iman Sakti Zebua, Ketua DPRD
Hj Ellya Rossa Siregar SPd, Ketua Tim Penggerak PKK dr Hj Fitra Laila TP
Siregar SpTHT, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Drs H Edi Sampurna MSi, Kadis Cipta
Karya Ir Mahini Rizal, Kadis Kesehatan dr H Alwi Mujahit Hasibuan MKes, Kepala
RSUD dr HM Natsir Pohan SpB, Camat Rantau Utara Haris Topan Hasibuan SH, tokoh
masyarakat H Tutur Parapat, Sujian, Ahwat Guntur dan ribuan masyarakat etnis
Tionghoa berbaur dengan masyarakat pribumi untuk menyaksikan acara yang
disajikan.
Bupati Tigor Panusunan Siregar mengatakan, perayaan Imlek yang
kita laksanakan kali ini merupakan bentuk toleransi yang tinggi diantara kita.
Hal ini dikatakan bupati, karena peserta yang hadir merayakan kegiatan itu
tidak hanya dari etnis Tionghoa tetapi turut juga masyarakat pribumi yang
berdomisili di sekitar Vihara tersebut.
Pemkab Labuhanbatu, kata Tigor, tidak membeda-bedakan antara etnis
yang satu dengan etnis lainnya. “Pemkab Labuhanbatu berdiri di atas semua
etnis”, tegasnya, sambil menjelaskan bahwa etnis Tionghoa juga telah banyak
berbuat untuk kemajuan Kabupaten Labuhanbatu.
Sementara itu Sujian alias Acan salah seorang tokoh Etnis Tionghoa
Labuhanbatu dalam sambutannya menjelaskan, bahwa Tahun Baru Imlek merupakan
perayaan terpenting bagi Etnis Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di
hari pertama bulan pertama dan berakhir dengan Cap Go Meh, yakni hari
ke kelima belas (pada saat bulan purnama) di penanggalan Tionghoa. Malam tahun
baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian
tahun".
Bagi Etnis Tionghoa yang beragam adat dan tradisi, perayaan Tahun
Baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya pada intinya bertujuan untuk
memeriahkan malam tahun baru itu, seperti jamuan makan malam serta penyulutan kembang api.(Tim).