RANTAUPRAPAT, LT : Jika dihitung dari titik awal kebangkitan nasional tahun 1908,
maka pada tahun 2012 ini, kita sudah lebih seratus tahun berproses dalam
kesadaran maupun kehidupan kita untuk menjadi bangsa yang berdaulat,
menjadi bangsa yang memiliki identitas dan jatidiri dalam mengarungi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Wajah
dan corak ke-Indonesian-kita pun tentunya telah banyak mengalami
perubahan dan perkembangan sejalan dengan perjalanan waktu. Demikian
halnya, nilai-nilai kebangsaan selama 104 tahun tersebut tentunya telah
mengalami pasang surutnya, seiring dengan perubahan jaman dan tuntutan
masyarakat itu sendiri.
Demikian sambutan tertulis Menteri
Komunikasi dan Informatika RI, Tifatul Sembiring yang dibacakan Bupati
Labuhanbatu Tigor Panusunan Siregar pada peringatan Hari Kebangkitan
Nasional (Harkitnas) yang dilaksanakan di Lapangan Ika Bina
Rantauprapat, Senin (21/5-12).
Lebih lanjut dikatakannya, perubahan dan
tuntutan ini mau tidak mau, suka atau tidak suka, pasti akan berada dan
menyatu dalam proses perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Kita telah
sama-sama mengalami dan merasakan betapa perjalanan bangsa Indonesia
yang telah berkali-kali mendapatkan gangguan, tantangan, hambatan dan
bahkan ancaman, baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Oleh karena itulah, dalam rangka tetap
menjaga konsistensi dan kesinambungan nilai-nilai kebangsaan yang telah
dirintis oleh para pendahulu kita, tentunya sebagai generasi penerus
perjuangan bangsa, kita tidak boleh lengah dan lupa akan makna hakiki
nilai-nilai kebangsaan tersebut, secara khusus hal ini sangat penting
dalam menyikapi dan menghadapi era perubahan dan kemajuan yang terjadi
dewasa ini, dan yang akan terus menerus terjadi di masa-masa mendatang.
Ditambahkannya, bahwa gerakan 1908 dan
1928 yang dipelopori oleh kaum terpelajar yang bercita-cita Indonesia
merdeka, menjadi pemicu dan pemacu dalam membangun nasionalisme melalui
pikiran dan cita-cita yang digerakkan dalam organisasi pemuda.
Kristalisasi pemikiran-pemikiran cerdas kaum muda tersebut,
membangkitkan semangat dan energi besar bagi kaum muda, untuk terus
berjuang bagi terbangunnya fondasi nasionalisme melalui tetesan darah
melawan kaum penjajah dalam revolusi kemerdekaan.
Menapaki perjalanan sejarah kebangkitan
nasional Indonesia, maka cara berfikir nasionalis dalam membangun
Indonesia baru di masa depan adalah bagaimana mengutamakan kepentingan
kehidupan nasional. Dalam hal ini, seyogianya cara berpikir nasionalis
adalah antitesis dari cara berpikir individual atau perorangan,
antitesis dari cara berpikir kedaerahan, antitesis dari cara berpikir
kepartaian atau golongan, dan mutlak antitesis dari cara berpikir
kolonial.
Peringatan
Harkitnas yang ke 104 tahun 2012 ini menjadi penting, apabila
nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai persatuan dan kesatuan, nilai-nilai
kejujuran, dan nilai-nilai kebersamaan yang menjadi ciri ke-Indonesia-an
kita, yang telah dipelopori oleh para pendahulu kita melalui gerakan
“Boedi Oetomo” tersebut, dapat dijadikan suatu enerji bagi
langkah-langkah kita kedepan. Juga sekaligus menjadi renungan dan
evaluasi, sejauh mana semangat nasionalisme tersebut terimplementasi
dalam setiap potensi, profesi, tugas dan tanggung jawab perilaku
masing-masing individu warganegara Indonesia dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Peringatan
Harkitnas yang dipusatkan di Lapangan Ika Bina Rantauprapat itu
dihadiri oleh Ketua DPRD Hj Ellya Rossa Siregar SPd, Dan Dim 0209 Letkol
Inf Abdi Iman Sakti Zebua, Kapolres AKBP Hirbak Wahyu Setiawan SIK,
Kajari Bambang Sudradjat SH, Ketua Pengadilan Negeri Sabarulina Ginting
SH, Wakil Bupati Suhari Pane SIP, Plt Sekdakab H Ali Usman Harahap SH,
Asisten Pemerintahan Drs Karlos Siahaan, Asisten Administrasi Umum Ahmad
Muflih SH, para Kadis, Kaban, Kantor, Perwira Polres, Perwira Kodim
0209, PNS, OKP, pelajar dan mahasiswa.(Tim).