home
Home » » Soal Pimpinan Pondok pesantren cabuli murid, Kapolres Himbau Masyarakat dan orang tua murid agar melapor jika ada menjadi korban.

Soal Pimpinan Pondok pesantren cabuli murid, Kapolres Himbau Masyarakat dan orang tua murid agar melapor jika ada menjadi korban.

Rantauprapat (LT) Kapolres Labuhanbatu AKBP Achmad Fauzi Dalimunthe,SIK melalui Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Fahrizal,SIK menghimbau kepada masyarakat dan orang tua murid agar membuat pengaduan ke Polres Labuhanbatu, jika ada anaknya menjadi korban pencabulan yang dilakukan tersangka  Sy selaku guru sekaligus pimpinan di salah satu pondok pesantren di kecamatan Kualuh hulu kabupaten Labura. Pasalnya, hingga saat ini masih 5 murid yang membuat pengaduan secara resmi ke kantor polisi. Sementara, berdasarkan pengakuan dari tersangka ada 10 orang murid yang telah di cabulinya.
" Hingga saat ini korban yang baru melapor  dan telah di BAP baru 5 orang. Sementara pengakuan dari tersangka ada 10 murid yang telah di cabulinya, dan kasus ini masih tahap penyelidikan" ungkapnya saat di temui diruangan kerjanya, Rabu (2/4).

Menurut Fahrizal, meski tersangka mengaku telah mencabuli 10 muridnya, pihaknya menduga tersangka telah lebih mencabuli 10 orang korban . Sebab, tersangka mengaku telah  menjalankan aksi bejatnya selama 4,5 tahun.

" Kuat dugaan korban lebih dari 10 orang. Soalnya, pengakuan tersangka bukan hanya di sekolah saja aksi bejat itu dilakukannya, di luar lingkungan sekolah juga dilakukan tersangka. Nah, Mungkin orang tua murid atau masyarakat  malu melapor, makanya hanya 5 orang saja yang baru melapor," ujarnya.

Untuk itu, lanjut Fahrizal, pihaknya menghimbau kepada orang tua murid dan  masyarakat yang tinggal di seputaran sekolah, jika ada anaknya menjadi korban pencabulan tersangka agar segera membuat laporan ke Polres Labuhanbatu.

" Jika semua semua korban mau melapor maka kita akan tau berapa jumlah pasti korbannya. Makanya saya himbau kepada orang tua murid dan masyarakat agar membuat laporan jika ada yang menjadi korban," himbaunya.

diberitakan sebelumnya,

SY (42) salah satu guru dan  Pimpinan di salah satu pondok pesantren di  kecamatan Kualuh hulu Labura, terpaksa di bawa petugas polsek Kualuh Hulu ke Mapolres Labuhanbatu. Pasalnya, sejumlah orang tua siswa bersama warga yang tinggal di seputaran pondok pensantren hendak manghakimi SY, karena melakukan perbuatan cabul terhadap lima orang siswanya, Kamis (27/3).

Informasi yang dihimpun, terungkapnya perbuatan cabul tersebut, bermula ketika, senin (24/3) salah seorang siswa yang duduk di bangku kelas II Tsanawiyah  berinisial FA mengadukan peristiwa cabul yang dialaminya kepada orang tuanya. Mendengar hal itu, sontak orang tua FA kaget. Namun, orang tua FA tidak langsung membuat pengaduan ke kantor polisi. Melainkan melakukan investigasi terlebih dahulu di lingkungan sekolah. Hasilnya, ternyata terdapat empat siswa yang telah menjadi korban pencabulan diantaranya FA kelas II Tsanawiyah, AH kelas III Tsaniwiyah,FM kelas III Tsanawiyah dan HA kelas II Aliyah, dan AW  kelas 3 Tsanawiyah.

Setelah mengetahui telah ada lima orang siswa menjadi korban, akhirnya orang tua FA menemui semua orang tua siswa yang juga turut jadi korban agar membuat pengaduan ke kantor polisi. Namun, sejumlah orang tua siswa yang mengetahui hal tersebut sontak marah dan langsung mendatangi pondok pesantren dan hendak menghakimi tersangka. Beruntung, sebelum orang tua siswa tiba, tersangka langsung menyerahkan diri ke polsek Kualuh hulu untuk mencari perlindungan dan langsung di bawa ke Mapolres Labuhanbatu.

Tersangka saat ditemui mengaku nekat mencabuli empat siswanya karena mengalami kelainan seks sejak kecil.

" sejak kecil saya pernah di cabuli. Dan hal itu yang membuat saya tertarik dengan laki-laki hingga saat ini. " ungkapnya saat di periksa di ruangan Unit PPA polres Labuhanbatu, Kamis (27/3).

Selain itu, Pimpinan pondok pesantren ini juga mengaku dapat mencabuli siswanya dengan cara meminta tolong agar kemaluan mereka dikasih di hisap.

" Awalnya saya curhat dengan mereka bahwa saya mengalami kelainan seks. Setelah itu, saya minta tolong agar kemaluan mereka saya hisap. Setelah itu, saya minta tolong kepada mereka agar  menghisap kembali kemaluan saya. Setelah selesai mereka saya beri uang Rp.10 ribu," jelasnya.


Selain itu, ayah dua anak ini juga mengaku telah mencabuli siswanya sejak empat tahun yang lalu dengan cara menghisap kemaluannya .

" Empat siswa itu baru sekali saya cabuli, sedangkan satu siswa lagi sudah berkali-kali dan sudah 4,5 tahun saya cabuli. usai saya cabuli mereka saya kasih uang jajan Rp.10 ribu. Dan itu saya lakukan di dalam kamar mandi dan di dalam gudang sekolah usai pengajian sekira pukul 23.00 wib disaat keadaan sedang sunyi " ungkapnya.
Share this article :